Bila tubuh kita berkeringat, itu biasanya karena sedang mendinginkan diri. Ini merupakan hal yang wajar dan sehat. Namun, beberapa orang mungkin berkeringat secara berlebihan yang dikenal dengan gejala hiperhidrosis. Hiperhidrosis adalah sekresi (pengeluaran) keringat dalam jumlah lebih besar dari yang dibutuhkan untuk mendinginkan tubuh. Biasanya kelebihan keringat tersebut terdapat pada telapak tangan, telapak kaki dan ketiak. Ini disebabkan sistem regulasi suhu pada tubuh dan kelenjar keringat.
Ada dua jenis kelenjar keringat di kulit, yaitu apocrine yang berkembang di daerah yang dipenuhi dengan folikel rambut, seperti pangkal paha, ketiak dan kulit kepala dan eccrine yang terdapat di sebagian besar tubuh dan membuka langsung ke permukaan kulit. Sistem saraf otonom merangsang kelenjar ini mengeluarkan cairan ke permukaan kulit ketika suhu tubuh naik, yang berfungsi mendinginkan tubuh. Sebagian besar yang terkandung di dalam keringat adalah air dan garam (natrium klorida).
Biasanya orang berkeringat ketika mereka melakukan aktivitas fisik, olahraga, stres, gugup atau cemas. Jika berkeringat melebihi normal, maka disebut hiperhidrosis. Beberapa tanda dan gejala hiperhidrosis, antara lain: Berkeringat berlebihan secara abnormal pada wajah, kepala, kaki, dan ketiak hingga terasa mengganggu. Lalu, Lengket atau terdapat tetesan-tetesan keringat pada telapak tangan atau telapak kaki. Dan, Pakaian seringkali basah oleh karena berkeringat berlebihan.
Andapun harus berkonsultasi dengan dokter bila Hiperhidrosis terjadi setidaknya sekali seminggu pada tubuh anda tanpa alasan yang jelas. Atau bila anda sering berkeringat berlebihan dimalam hari tanpa alasan yang jelas. Dan mengalami keringat dingin, terutama disertai dengan nyeri dada dan perut.
Perawatan yang direkomendasikan untuk kondisi hiperhidrosis, antara lain:
- Obat antikolinergik Seseorang mungkin diresepkan obat seperti Glycopyrrolate pada kasus hiperhidrosis secara umum. Biasanya, setelah menggunakan obat selama sekitar dua minggu, tanda dan gejala membaik. Namun, obat ini bisa memiliki berbagai efek samping karena asetilkolin bekerja pada beberapa struktur dalam tubuh, bukan hanya kelenjar keringat. Beberapa tanda dan gejala efek samping dari obat antikolinergik, antara lain: penglihatan kabur, sembelit, kehilangan selera makan, retensi urin, mulut kering dan pusing.
- Antiperspiran Untuk mencapai hasil terbaik, antiperspiran harus dipakai di malam hari untuk daerah yang paling rentan terhadap keringat. Orang harus mencuci obat di pagi hari untuk mencegah iritasi karena antiperspiran dapat menyebabkan kulit merah, bengkak dan gatal.
- Botulinum toksin Suntikan botulinum toksin efektif untuk mengobati hiperhidrosis dengan memblokir saraf yang memicu kelenjar keringat.
- Iontophoresis Alat bertenaga baterai akan digunakan dalam prosedur ini saat tubuh pasien direndam di dalam air, kemudian diberikan arus listrik tingkat rendah untuk tangan, kaki, atau ketiak. Kelenjar keringat sementara dapat diblokir pada prosedur ini. Iontophoresis biasanya aman dan dapat dilakukan di rumah.
- Bedah Operasi bisa menjadi pilihan dalam beberapa kasus langka. Melepaskan kelenjar keringat di ketiak dapat membantu dalam kasus keringat berlebihan yang hanya terjadi di daerah tersebut. Memotong saraf yang membawa pesan dari saraf simpatis ke kelenjar keringat adalah prosedur yang berbeda. Operasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur yang dikenal sebagai endoscopic thoracic sympathectomy.
Sumber: DokterMerry
0 komentar:
Posting Komentar