Minggu, 29 April 2012

Rajin Menonton TV, Anak Malas Belajar

Sebaiknya orangtua tidak membiarkan anak mereka terlalu lama menonton televisi. Banyak sisi negatif dari anak yang terlalu sering berada di depan televisi, terlebih kalau jenis tontonan tidak bersifat mendidik.

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang rajin menonton televisi biasanya menjadi malas membaca dan belajar sehingga prestasinya menurun atau lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang menonton.

“Televisi mempunyai sisi positif dan negatif,” kata Direktur Biro Psikologi Persona Medan, Irna Minauli. Menurutnya, ada korelasi negatif antara menonton televisi dengan prestasi akademis dan tingkat kecerdasan. Artinya, semakin sering anak menonton maka semakin rendah prestasi akademisnya. Sebaliknya, semakin jarang mereka menonton maka minat membacanya juga akan semakin besar sehingga prestasi akademisnya akan semakin baik.

“Anak-anak yang kecerdasannya kurang, biasanya akan lebih banyak menghabiskan waktunya di depan televisi. Sayangnya, saat ini jumlah jam yang dihabiskan anak Indonesia untuk menonton televisi kelihatannya cukup banyak. Para orangtua tidak menyadari acara gosip atau sinetron yang mereka tonton bersama anak dapat mempengaruhi cara berpikir anak. Apalagi isi sinetron banyak yang tidak rasional,” jelasnya.

Sementara itu, katanya, perilaku bullying yang sering ditampilkan film-film Barat menggambarkan bagaimana anak-anak mengerjai dan bahkan mencelakakan teman yang tidak mereka sukai. “Pada anak laki-laki, perilaku bullying ini lebih nampak karena sering berbentuk kekerasan fisik maupun finansial, misalnya mengompas anak lain,” terangnya.

Pada mereka yang kelas atas, katanya perilaku itu diperparah dengan banyak orangtua yang memberikan gadget pada anak-anaknya sejak dini. Padahal terbukti bahwa banyak game online yang mengandung banyak unsur kekerasan dan pornografi.

“Banyak orangtua tidak menyadari bahwa ketika anak sudah kecanduan games online, itu sama parahnya dengan anak yang kecanduan narkoba. Sulit untuk dipulihkan. Banyak yang menjadi “sakaw” ketika mereka tidak diperkenankan bermain games,” urainya.

Untuk itu, tambahnya, orangtua harus membatasi jadwal tontonan atau jadwal bermain games anak sebelum mereka menjadi kecanduan didepan televisi atau komputernya. “Menonton juga mengurangi keeratan dan komunikasi antar anggota keluarga,” ucapnya.

Sumber: JPNN

Kamis, 26 April 2012

Kenali Jenis Kelamin Bayi Tanpa USG

Saat mengetahui kabar kehamilan, Anda pasti sudah langsung menebak- nebak jenis kelamin sang bayi kecil. Meskipun bidang kedokteran sudah menemukan USG untuk mengetahui jenis kelamin bayi dalam kandungan, tapi USG ini baru dapat dilakukan pada usia kandungan minimal 4 bulan. Ini pun juga bergantung dari posisi bayi dalam rahim.

Tapi sebenarnya Anda dapat mengetahuinya dari perubahan fisik Anda sejak awal kehamilan, seperti di tulis pada Goodhousekeeping. Mulai saat ini coba perhatikan perhatikan perubahan tersebut, tes apakah ia seorang bayi perempuan mungil atau laki- laki.

Bayi laki- laki:

- Perubahan kesehatan
Pada kehamilan dengan jenis kelamin laki- laki, biasanya sang ibu tidak mengalami mual dan keluahan lain di pagi hari atau morning sickness pada tri semester pertama.

Anda juga dapat dengan mudah mengetahuinya dengan membedakan kondisi tangan dan kaki sebelum hamil. Saat hamil, kaki akan terasa lebih dingin, sedangkan tangan lebih mudah kering.

Tes juga dari warna urin, pada kehamilan laki- laki, urin berwarna kuning cerah, namun Anda lebih sering mengalami gangguan sakit kepala.

- Perubahan fisik
Saat hamil, anda akan merasakan tambahan beban pada bagian depan, dan perut berbentuk bulat ke depan. Sedangkan areola pada payudara berangsur menghitam seiring dengan usia kehamilan.

- Denyut jantung
Bayi laki- laki memiliki detak jantung kurang dari 140 denyut per menit.

- Kecenderungan makanan
Secara tidak sadar Anda akan lebih tertarik pada makanan dengan rasa asin ataupun asam. Begitu juga dengan bahan makanan yang banyak mengandung protein hewani seperti daging dan keju.

Bayi perempuan:

- Perubahan kesehatan
Saat hamil bayi perempuan, biasanya diikuti dengan kondisi tubuh drop karena rasa mual di setiap pagi hari. Secara psikologis, kehamilan perempuan cenderung membuat ketidakstabilan emosi dan Anda menjadi moody. Perubahan juga terjadi pada warna urin yang menjadi lebih kusam dari biasanya.

- Perubahan fisik
Anda akan merasakan perut lebih melebar ke pinggul dan payudara sebelah kiri lebih besar dari payudara bagian kanan. Rambut juga mengalami perubahan yang cukup dapat dilihat, kehamilan bayi perempuan membuat helai rambut Anda sedikit memerah.

- Denyut jantung
Hitungan denyut jantung bayi perempuan lebih cepat dari bayi laki- laki, yakni lebih dari 140 setiap menitnya.

- Kecenderungan makanan
Saat memilih makanan, Anda cenderung menjatuhkan pilihan pada rasa manis atau buah segar, dan jus dengan rasa jeruk. 

Sumber: VivaNews

Selasa, 24 April 2012

5 Cara Soda Merusak Kesehatan Anda

Minuman ringan yang mengandung pemanis dan soda memang begitu menggoda saat dahaga. Minuman jenis ini tidak hanya digemari oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. Sensasinya yang segar di tenggorokan membuat orang lebih suka memilih softdrink ketimbang menenggak air putih biasa. Tetapi di balik rasanya yang manis dan menyegarkan, Anda perlu waspada. Pasalnya, minuman ringan bisa mendatangkan ancaman bagi kesehatan apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah banyak secara rutin dan dalam waktu yang lama. Berikut ini adalah lima ancaman yang minuman ringan bagi kesehatan Anda, seperti dikutip newsmaxhealth:  

1. Obesitas

"Minuman berpemanis adalah makanan khusus yang menurut penelitian klinis berkaitan langsung dengan kenaikan berat badan, "kata Dr David Ludwig, spesialis endokrinologi dari Universitas Harvard. Menurut Ludwig, gula dapat menyediakan sejumlah besar kalori, tetapi juga bisa menjadi lingkaran setan. "Gula cepat diserap, sehingga dapat meningkatkan gula darah dan ini menyebabkan kepanikan dalam tubuh," kata Ludwig. "Ketika tubuh melepaskan insulin untuk memetabolisme gula dan menurunkan gula darah, tubuh merespon dengan melepaskan hormon yang disebut ghrelin - yang membuat seseorang merasa lapar - sehingga memicu untuk makan lebih banyak lagi," jelasnya. Sebuah studi dari UCLA menemukan bahwa orang yang minum setidaknya satu soda sehari meningkatkan risiko kelebihan berat badan sebesar 27 persen bila dibandingkan dengan mereka yang tidak minum soda. Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada tahun 2011 dalam American Diabetes Association menemukan, mereka yang minum soda, lingkar pinggang meningkat sebesar 70 persen, dan mereka yang minum dua atau lebih soda sehari mengalami peningkatan 600 persen dalam lingkar pinggang mereka.

2. Penyakit jantung 

Sebuah riset di Universitas Harvard menemukan bahwa menenggak 12-ounce (350 ml) minuman berpemanis setiap hari meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 29 persen. Bahkan penelitian yang baru saja dirilis University of Sydney menemukan bahwa anak yang minum setidaknya satu jenis minuman ringan setiap hari berisiko mengalami penyempitan arteri di bagian belakang mata, yang mengarah pada peningkatan risiko hipertensi dan penyakit jantung. Studi dari para peneliti di University of Colorado Denver Health Sciences Center menemukan bahwa individu yang diet tinggi fruktosa - pemanis yang umum digunakan dalam minuman ringan - berisiko mengalami peningkatkan risiko tekanan darah tinggi hingga 87 persen. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam journal Circulation dari American Heart Association juga menemukan, orang yang minum satu atau lebih minuman ringan setiap hari 25 persen lebih mungkin untuk mengalami kondisi trigliserida tinggi dan 32 persen lebih mungkin memiliki tingkat kadar HDL (kolesterol baik) yang rendah. Riset lainnya, yang diterbitkan dalam Journal of General Internal Medicine menemukan, orang yang mengonsumsi minuman soda setiap hari dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke hingga 44 persen.

3. Diabetes 

Dalam temuan yang dipublikasikan The Nurses Health Study, peneliti mengamati lebih dari 90.000 wanita selama delapan tahun dan menemukan bahwa mereka yang minum setidaknya satu jenis minuman berpemanis setiap hari hampir dua kali lebih mungkin telah mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang jarang konsumsi minuman manis. Beberapa ilmuwan di Rutgers percaya bahwa tingginya tingkat asupan fruktosa dapat memulai perkembangan diabetes di dalam tubuh.

4. Kanker 

Peneliti di Inggris menemukan bahwa sodium benzoat, yang biasa digunakan untuk mencegah timbulnya jamur di dalam minuman ringan, memiliki kemampuan untuk mematikan bagian terpenting dari DNA seseorang. Hal ini bisa menyebabkan sirosis hati dan penyakit degeneratif lainnya, termasuk Parkinson. Tetapi bila dicampur dengan vitamin C, sodium benzoat bisa menghasilkan zat karsinogenik yang disebut benzena. Ilmuwan dari India, di Tata Memorial Hospital menemukan sebuah korelasi yang sangat signifikan antara konsumsi soft drink dan peningkatan risiko kanker kerongkongan. Bahkan zat pemanis buatan yang terdapat pada beberapa minuman ringan seperti aspartam, telah dikaitkan dengan risiko pengembangan kanker, seperti kanker pankreas, leukemia, limfoma, dan payudara.

5. Masalah paru 

Para ilmuwan di Australia Universitas Adelaide mewawancarai lebih dari 16.000 orang selama dua tahun dan menemukan hubungan antara konsumsi minuman ringan dan asma serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Semakin sering seseorang mengonsumsi minuman ringan, semakin besar kemungkinan mereka menderita asma atau PPOK.

Sumber: Kompas