Orang yang baru belajar, dia mencoba lalu salah dulu atau gagal dulu itu merupakan hal biasa. Seseorang yang berhasil setelah berkali-kali mencoba dan mengeluarkan modal banyak, itu lebih biasa lagi. Sedangkan yang tidak biasa itu jika kita
melongo (berdiam diri) tapi berharap ingin bisa dan sukses.
Karena, di manapun kita berada, kita mungkin salah, bisnis apapun yang kita jalankan, kita mungkin gagal, dan hidup ini adalah sebuah skema yang menuntun kita untuk tahu keduanya, gagal biasa, sukses juga bukan hal yang luar biasa. Jadi kita tidak akan dapat apa-apa kalau belum action.
Jangan lupa kawan, 40 tahun lagi, ketika kanker menjadi teman pada detik-detik terakhir kita menghirup udara, ketika kita sudah jauh meninggalkan posisi tertinggi kita saat ini, ketika kita tidak bisa lagi berjalan segagah di saat kita muda, ketika canda tawa cucu mengingatkan pada status kita, kita akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kita lakukan dari pada yang kita lakukan! Apapun hal itu!
Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi penghalang kita untuk action.
Kebanyakan analisis
Analisa itu penting, teramat penting mungkin. Saya pernah berbicara dengan seorang master yang tiap bulan dapet cek ribuan dollar dari adsense. Ketika saya bertanya, "Bagaimana caranya?", beliau mengatakan “Saya melakukan riset teramat sangat mendalam mengenai suatu mode, kemudia saya cari keyword yang pencarinya banyak, akan tetapi jumlah pesaingnya tidak lebih dari 10.”
Anda bayangkan saja, riset seperti apa yang sudah beliau lakukan untuk menemukan keyword seperti itu? Dapat dipastikan lama dan rumit, akan tetapi ini bukan diperuntukkan bagi kelas kita yang masih dalam tahap awal. Kuncinya adalah membiasakan diri dulu. Jika kita sudah terbiasa, teknik-teknik expert juga akan terbuka dengan sendirinya.
Bahkan pada akhirnya nanti kita bisa menciptakan teori sendiri, dan menemukan field-field baru yang belum banyak dijamah orang, dengan catatan, kita sudah terbiasa, dan cara termudah agar cepat terbiasa adalah action terlebih dahulu. Kemudian nanti, kita akan tahu letak kesalahan kita di mana. Kemudian, coba lagi, dan jika kita gagal lagi, pastikan kita tahu di mana letak kesalahan kita.
Begitu terus hingga kita terbiasa. Jika sudah menganalisa pasar mana yang ramai, lalu cari pesaing yang sedikit, dan biaya iklan di kategori itu besar, kemudian kita timbang untung ruginya, pertanyaannya sekarang, "Kapan actionnya?" kemungkinan besar waktu kita akan habis hanya untuk analisa saja.
Terlalu Banyak Mendengarkan Orang
Masing-masing individu mempunyai ketertarikan yang berbeda-beda. Ketertarikan yang berbeda tentu saja akan membedakan tindakan dan sudut pandangnya. Jadi jika kita punya satu ide, lalu kita tertarik, dan sudah ada action plannya, eksekusi saja, tidak perlu menunggu semua orang setuju. Tindakan "menunggu" itu sendiri malah akan membatalkan anda untuk action, dikarenakan kecil kemungkinan, beda orang, beda latar belakang, akan bisa sama-sama setuju.
Takut Salah
Tidak berani action, karena katanya takut salah. Saya justru berpikir, kita tidak akan tahu di mana letak kesalahan dan kebenaran dari sesuatu apabila kita tidak mencoba terlebih dahulu. Action saja dahulu. Nanti akan ketahuan, di mana letak salah dan benarnya. Kemudian, benahi dan arahkan ke arah jalur yang benar. Jangan sampai belum melakukan apa-apa sudah takut terlebih dahulu.
Menurut cashflow quadrant, orang-orang sukses dari quadrant kanan adalah orang yang berani berspekulasi, dan tidak takut resiko.
Menurut hemat saya, gagal itu tidak ada buruknya, Thomas Alfa Edison ketika membuat lampu, ditanya “Kok saudara bisa membuat seperti itu setelah ratusan kali gagal?” Beliau menjawab, “Karena saya sudah kehabisan gagal.”
Hindari yang tiga ini, dan segera bertindak. Jika tidak punya modal, pinjam! Jika tidak ada yang mau memberi pinjaman, pakai yang murah-murah dahulu! What ever it takes, ambil tindakan segera. Paling tidak kita sudah melangkah menuju kesuksesan
Kata orang bijak, “Selama anda tidak berhenti berjalan, cepat atau lambat anda akan sampai ke tujuan”