Secantik dan setampan apapun, seseorang akan kehilangan daya tarik jika memiliki aroma napas tak sedap. Itulah mengapa menjaga kesehatan mulut dan kesegaran napas penting demi menunjang kesempurnaan penampilan.
Napas tak sedap, yang dalam istilah medis disebut halitosis, muncul akibat penumpukan bakteri yang tumbuh subur di area minim oksigen, seperti belakang lidah, dan celah gigi. Penumpukan bakteri biasanya bersumber dari kopi, rokok, sisa makanan, karang gigi, juga makanan beraroma kuat, seperti bawang.
Membiarkan bakteri menumpuk di dalam mulut akan mengakibatkan gangguan keseimbangan asam mulut, sehingga menghasilkan gas sulfur pemicu aroma tak sedap.
Agar terhindar gangguan aroma napas tak sedap, jaga kesegaran mulut dengan kebiasaan baik berikut, seperti dikutip Times of India:
Jaga Kebersihan gigi
Kebersihan adalah kunci kesehatan gigi dan mulut, yang pada akhirnya mencegah munculnya napas tak sedap. Sikat gigi sedikitnya dua kali sehari selama dua sampai tiga menit. Terutama 30 menit setelah makan, dan menjelang tidur. Biasakan pula memainkan benang gigi sekali sehari untuk memastikan tak ada sisa makanan tertinggal di sela gigi.
Perhatikan pula kualitas sikat gigi. Ganti yang baru setidaknya tiga sampai empat bulan sekali. Kondisi sikat yang sudah mekar membuat proses pembersihan gigi tak maksimal.
Minum cukup
Konsumsi air putih berperan menjadi kebersihan mulut dan menghalau sisa makanan penyebab aroma tak sedap. Minum setidaknya delapan gelas air putih setiap hari demi mencegah dehidrasi. Terutama setelah melakukan aktivitas menguras keringat, seperti olahraga, demi menggantikan cairan yang hilang.
Asupan air dalam tubuh penting. Kandungan oksigen dalam air membantu mengontrol reaksi kimia dalam mulut sehingga akan mengurangi kemungkinan munculnya aroma tak sedap.
Perhatikan asupan makanan
Diet dan perbaikan gaya hidup dapat membantu mengontrol halitosis. Kurangi santapan daging merah, lalu tingkatkan asupan sayur dan buah. Ini merupakan perubahan gaya hidup sederhana yang sangat efektif menjaga kesegaran mulut. Tahap selanjutnya, hindari makanan beraroma kuat seperti bawang, kafein, atau alkohol.
Jika terpaksa mengonsumsi makanan pemicu halitosis, coba atasi dengan mengunyah daun peterseli atau mint. Aroma natural dedaunan beraroma khas semacam itu cukup ampuh melenyapkan aroma napas tak sedap tanpa efek samping. Jika tak ada dedaunan macam itu, bisa juga dengan mengunyah permen karet.
Konsultasi dokter gigi
Jika sikat gigi, dedaunan, atau cairan penyegar mulut sudah tak lagi bekerja, jalan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter. Munculnya halitosis tak jarang juga menandai sejumlah penyakit serius seperti infeksi paru-paru, kanker, liver, sinus, dan diabetes. Jika penyebabnya adalah penyakit, penanganan halitosis harus di bawah kontrol tim medis.
Sumber: VivaNews
0 komentar:
Posting Komentar