SENYUMAN tidak hanya menyenangkan bagi yang melakukan. Namun juga bagi orang lain yang diberi senyum. Sebagai contoh ketika berada di suatu tempat dan diberi senyuman yang tulus oleh seorang yang tidak di kenal, pasti ada rasa senang di bathin kita.
Demikian ungkap Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof.DR.Lydia Freyani Hawadi, kepada JPNN. Bahkan tidak hanya itu, orang yang selalu tersenyum menurutnya juga akan dapat lebih mudah bergaul dan diterima dalam sebuah komunitas. Hal ini sendiri sangat dirasakan Lydia.
“Saya mungkin bukan orang yang tampangnya selalu terlihat tersenyum. Tapi saya selalu mengkondisikan diri untuk tetap tersenyum. Struktur muka saya, kayaknya memang terlihat serius. Ini saya ketahui karena ada feedback dari orang lain. Akibatnya membuat orang lain kaku karena sepertinya ada jarak. Makanya dalam mengajar saya coba mengikuti irama para mahasiswa dan selalu tersenyum.”
Menurut Lydia sendiri, dengan senyuman yang tulus, seseorang akan lebih nyaman berhubungan dengan orang lain. Baik orangtua hingga anak kecil. Selain itu, senyuman juga membuat orang menjadi lebih terbuka dan tidak kaku saat berhubungan dengan kita.
Untuk itulah wanita yang memimpin program studi timur tengah dan Islam pasca sarjana UI ini, mengajak para wanita maupun siapa saja untuk tidak ragu-ragu selalu berusaha tersenyum. “Dulu waktu muda, saya membayangkan nanti usia bertambah pasti lebih serius dan formal. Tapi ternyata nggak. Jadi dalam segala tahapan umur, kita perlu ngakak dan tertawa. Ini untuk menghilangkan stress. Tertawa itu lebih dari senyum, tapi paling nggak dengan tersenyum membuat hati lapang.”
Untuk selalu tersenyum sebenarnya tidak begitu sulit. Hanya tidak dipungkiri, senyuman seseorang biasanya dipengaruhi beban pikiran dan perasaan. “Kalau kita kesal, otomatis darah pada naik, jadi daerah bibir juga jadi kaku.”
Namun ibu 6 anak ini percaya, senyuman dapat dipelajari. “Kalau itu membuat kita lebih cantik dan menyenangkan, pasti kita akan belajar. Salah satu caranya dengan melihat foto kita sendiri. Kalau nggak senyum, sepertinya kurang enak dilihat. Jadi kita bisa belajar mencoba tersenyum di cermin. Jadi disini kita terlihat lebih cantik.”
Cara lain, Lydia menyarankan lewat humor, bacaan, maupun ber-sms dengan teman. “Jadi kita bisa ketawa sendiri dan ini membantu otot-otot bisa merenggang. Makanya nggak heran ada orang yang sudah tua, itu masih suka banyak komik. Jadi kita harus cari cara untuk tidak tegang. Karena kalau tegang, menimbulkan banyak penyakit,”ungkap wanita yang menilai bahwa sebenarnya dalam hidup, semua manusia diberi pilihan.
Baik pilihan untuk hidup sehat, pilihan menghindar dari beban persoalan maupun pilihan mengatasi persoalan dengan cara bersyukur. “Makanya kita harus gunakan sisi-sisi kreatif. Karena kita diberi akal budi. Kalau kita lagi stress tapi karena itikad baik mencoba tersenyum, itu pasti senyumannya akan terlihat palsu. Nah yang dirugikan disini ya kita sendiri. Jadi berusalah selalu mencari cara untuk bisa tersenyum. Kan senyum merupakan sedekah. Seutas senyum membuat orang lain merasa senang.
Sumber: JPNN
0 komentar:
Posting Komentar